Senin, 16 Agustus 2010

Lailatul Qadr Di Sepuluh Malam Terakhir Ramadhan


قَالَ رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ (صحيح البخاري

Sabda Rasulullah saw :
“Tunggulah dan temuilah Lailatul Qadr pada malam ganjil di sepuluh malam terakhir dibulan ramadhan” (Shahih Bukhari)

عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
أَنَّ أُنَاسًا أُرُوا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي السَّبْعِ الْأَوَاخِرِ وَأَنَّ أُنَاسًا أُرُوا أَنَّهَا فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْتَمِسُوهَا فِي السَّبْعِ الْأَوَاخِرِ

Dari Ibn Umar ra : sungguh seseorang diperlihatkan malam lailatulqadr adalah pada tujuh malam terakhir, dan orang lain diperlihatkan malam lailatulqadr pada sepuluh malam terakhir, maka bersabda Rasulullah saw : “Temuilah ia (malam lailatul qadar) pada tujuh malam terakhir” (Shahih Bukhari)Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Limpahan puji kehadirat Allah SWT Yang Maha Menyatukan kita di malam yang agung, sebagaimana sabda beliau saw yang telah kita dengar : “Temuilah dan jumpailah kemuliaan malam lailatulqadr di malam malam ganjil di sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan”. Demikian sabda Sang Nabi saw yang diberikan kepadanya kemuliaan ramadhan, kemuliaan Al-qur’an, kemuliaan lailatulqadr dan diwariskan kepada umat beliau…, Sayyidina Muhammad Saw.

(beliau saw adalah) Manusia yang paling terang-benderang dengan cahaya Ramadhan, manusia yang paling berhasil melewati keagungan Ramadhan, lambang kemuliaan Al-qur’an, panutan tunggal untuk semua mereka yang berqudwah (beracuan) kepada Al-qur’an. Wajah yang terang-benderang mengajarkan keluhuran sepanjang waktu dan zaman tiada Allah munculkan bimbingan-bimbingan beliau yang ucapannya, budi pekertinya, gerak-geriknya merupakan gelombang rahmatnya Allah untuk umat beliau sepanjang masa dan generasi.

Sayyidina Muhammad Saw seraya bersabda “temuilah dan kunjungilah kemuliaan malam lailatulqadr di malam malam ganjil di sepuluh hari terakhir di bulan ramadhan”. 10 malam hari terakhir adalah pendapat yang paling tsigah (kuat) tentang datangnya kemuliaan lailatulqadr. Ada apa di lailatulqadr? Ialah khairun min alfi syahr, yang beribadah di malam itu, Allah kalikan ibadahnya lebih daripada 1000 bulan. 1000 bulan kalau dihitung kira kira 82 – 83 tahun. Yang beribadah di malam itu, Allah lipatgandakan ibadahnya selama 1000 bulan. Kalau ia sujud di malam itu melakukan shalat tarawih 20 rakaat maka ia dihitung melakukan tarawih tiap malam selama 1000 bulan. Mereka yang bertaubat di malam itu maka Allah hitung pahalanya bertaubat tiap malam selama 1000 bulan. Demikian agungnya malam lailatulqadr.

tentunya ikhtilaf sudah sering saya sebutkan ada yang bilang di malam nishfu sya’ban, ada yang bilang di malam 1 ramadhan, akan tetapi pendapat jumhur (terbanyak) yang terkuat ialah di 10 malam terakhir di bulan ramadhan.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Sayyidina Abdullah bin Umar ra meriwayatkan juga di dalam Shahih Bukhari bahwa para sahabat bermimpi, menunjukkan mimpi dijadikan hujjah oleh Rasulullah saw. Bermimpi lalatulqadr itu di 10 malam terakhir , lantas sahabat lain ada juga yang mimpi lailatulqadr itu di 7 malam terakhir. Maka Rasul saw meneruskan sabdanya “kalau begitu temuilah ramadhan itu di 7 malam yang terakhir”. 7 malam terakhir mulai malam ini, malam 23 ramadhan. Malam ini sudah masuk 7 malam terakhir bulan ramadhan. Oleh sebab itu kemungkinan kalau kita gabungkan sedemikian banyak riwayat bahwa lalatulqadr munculnya di malam ganjil dan ia hanya tinggal 5 malam karena malam ganjil, 10 malam terakhir dan dari 10 malam terakhir tinggal 5 malam saja. Kalau 7 malam terakhir sudah tinggal 3 malam, malam 23, malam 25, malam 27 dan malam 29 kalau belum takbir. Bisa 4 malam dengan malam ini, masih ada malam 25, malam 27, malam 29. Malam ini berpadunya 2 riwayat yaitu riwayat 10 malam terakhir di malam ganjil termasuk malam ini juga dan 7 malam terakhir di malam ganjil termasuk malam ini juga. Yang 3 malam terakhir lainnya di bulan ini dan setelah itu selesailah kesempatan kita mendapatkan malam lailatulqadr.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani di dalam kitabnya Fathul Bari bisyarah Shahih Bukhari mensyarahkan hadits ini menunjukkan bahwa beliau mengumpulkan sedemikian banyak riwayat dan memunculkan fatwa, maksud dari 2 hadits ini bukan bertentangan. Riwayat yang pertama bilang 10 malam terakhir dan yang lainnya bilang 7 malam terakhir tapi Rasul saw memilih yang lebih ringan bagi umatnya yaitu 7 malam terakhir. Subhanallah!! (padahal) 10 malam terakhir beliau sudah berjihad untuk ber i’tikaf meninggalkan segala galanya, masuk ke masjid I’tikaf 10 hari yang terakhir. Tapi untuk umatnya beliau saw berikan 7 malam yang terakhir menunjukkan lailatulqadr itu diposisikan di 7 malam terakhir oleh Sayyidina Muhammad Saw.

Oleh sebab itu Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani memunculkan banyak riwayat dari hadits hadits yang tsigah tentang ciri ciri malam lailatulqadr. Malam itu tidak terlalu dingin dan tidak terlalu panas, hawa di malam itu tidak panas dan tidak dingin dan hawanya berbeda. Hawanya aneh dan mencekam, hawanya berbeda dari malam malam yang lain dan di malam itu ditutupi dengan kabut namun bukan berkabut tapi bintang bintang di langit tidak terlihat. Karena apa? karena banyaknya para malaikat yang diturunkan oleh Allah Swt. Allah Swt menurunkan para malaikat dan JIbril as di malam lailatulqadr. Di dalam Fathul Bari dijelaskan bahwa malam itu jumlah malaikat yang turun lebih banyak dari jumlah batu di muka bumi, menunjukkan banyaknya para malaikat yang turun di malam lailatulqadr. Allah menurunkannya untuk apa? untuk membagikan rahmat dan mendoakan umat Nabi Muhammad saw dan menyaksikan mereka yang beribadah di malam lailatulqadr.

Beruntung orang yang bertaubat di malam lailatulqadr, yang dapat pahala taubat sebanyak setiap malam selama 1000 bulan. 83 tahun taubat setiap malam, kalau ia melakukan taubatnya di malam lailatulqadr.

Demikian hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Rahasia kemuliaan ramadhan hanya tinggal 7 malam hari lagi dan setelah itu ramadhan meninggalkan kita. Maka kita bermusabaqah, berlomba lomba menuju malam terakhir untuk berkonsentrasi pada anugerah Illahi. Jangan sampai tertipu dengan tipuan tipuan syaitan yang justru menggoda untuk memakmurkan Idul Fitri yang hal itu sunnah tapi membuat kita lupa pada kemuliaan 10 malam terakhir. Repot dengan memakmurkan Idul Fitri tapi meninggalkan kemuliaan 10 malam terakhir dan berhati hatilah.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Juga malam malam mulia ini, mukminin mukminat masih gembira dengan kejadian Fatah Makkah. Kejadian yang sangat agung, dimana kemenangan itu terjadi untuk kemenangan muslimin hingga akhir zaman. Makkah Al Mukarramah tidak akan pernah dikuasai oleh kuffar hingga hari kebangkitan bahkan tidak bisa diinjak dan dimasuki oleh dajjal sampai terbitnya matahari dari Barat. Kemenangan agung itu terjadi pada tanggal 20 ramadhan. Diawali dengan kejadian hudaibiyah tahun 6 H. Perjanjian hudaibiyah terjadi pada tahun 6 H yang terjadi padanya bai’at hudaibiyah yang lebih mahsyur dengan sebutan “Bai’aturridhwan”. Disaat itu Rasul saw di medan hudaibiyah sudah melihat kota Makkah, dekat sekali dengan Makkah dan dalam Sirah Ibnu Hisyam dikatakan sudah masuk wilayah Al Haram tapi belum masuk di kota Makkah yang ada saat itu. Mereka sudah melihat Makkah tapi ditahan untuk masuk ke Makkah oleh pasukan quraisy. Maka diadakan perjanjian hudaibiyah dengan orang orang kuffar quraisy. Perjanjian yang sangat berat sebelah dan menyakiti hati muslimin.

Ketika datang salah seorang utusan quraisy untuk mengadakan perjanjian dengan Sang Nabi saw maka Rasul saw sepakat. Perjanjian apa? perjanjian damai untuk tidak saling menyerang antara quraisy dan muslimin. Rasul saw setuju dan beliau adalah orang yang paling suka berdamai. Maka ketika Rasul saw mengeluh Yaa Wayha Qureisy…, kenapa dengan quraisy ini?, qad akalat humul harb, terus saja maunya peperangan, maunya kekerasan, Hancur sendiri dengan keinginan mereka untuk selalu berbuat peperangan, madza alayhim law khalla bayni wa bayna saa’iril arab..?? apa yang membuat mereka rugi kalau membiarkan kedamaian, Biarkan aku untuk meluaskan kedamaian di seluruh Jazirah Arab”. Demikian ucapan Sang Nabi saw.

Akhirnya datang salah seorang utusan quraisy untuk menyetujui perdamaian, tapi perdamaian yang tidak seimbang. Rasul saw berkata “Tulis perjanjian wahai Ali” Sayyidina Ali bin Abi Tholib kw menulis dengan perintah Rasul saw : “Bismillahirrohmaanirrahim”. Orang quraisy bertanya “apa itu Arrahman Arrahim? kami tidak kenal?”. Rasul saw berkata “baiklah, hapus…, tulis Bismika Allahumma, jangan Arrhman Arrhim”. Sayyidina Ali kw terdiam maka Rasul saw berkata “ hapus, (arrahman arrahim) ikuti apa yang mereka mau”. Lantas Rasul saw meneruskan lagi “dari Muhammad Utusan Allah”. Orang quraisy bertanya “apa itu Rasulullah? Kami tidak akui itu, hapus!”. Sayyidina Ali kw gemetar seraya berkata “aku tidak mampu menghapus kalimat Rasulullah”. Akhirnya Rasul saw yang menghapus dengan tangannya maka disaat itulah para sahabat mulai sedih.

Perjanjiannya apa? tidak boleh saling menyerang. Kalau orang orang quraisy datang (mereka yang masih kecil atau wanita yg masih berada di dalam kekuasaan walinya) datang mengikuti Sang Nabi saw maka harus dikembalikan kepada quraisy. Maksudnya yang masih kecil dan wanita terkecuali diijinkan oleh walinya. Kalau walinya mengijinkan masuk islam maka boleh masuk islam, kalau tidak maka harus dikembalikan ke Makkah. Tapi kalau orang muslim walaupun anak kecil atau wanita balik ke Makkah ikut quraisy, tidak boleh dilarang. Setuju kata Rasul saw. Orang orang muslim kecewa. Berkata Sayyidina Umar bin Khattab ra kepada Sayyidina Abu Bakar Ashshidiq ra “Ya Abu Bakar bukankah beliau itu utusan Allah yang mulia”, “betul” kata Sayyidina Abu Bakar ra. “Bukankah kita ini muslimin?”, “betul” kata Sayyidina Abu Bakar ra. Dijawab lagi oleh Sayyidina Umar ra “bukankah mereka itu musyrik?”, Sayyidina Abu Bakar Ashshidiq berkata “betul, kita beriman kepada Allah dan Rasul Nya”. Sayyidina Umar berkata “betul, mari kita menghadap Rasul saw”. Bertanya kepada Rasul saw “Ya Rasulullah bukankah engkau ini utusan Allah?”, Rasul saw menjawab dengan senyumnya “betul”. “Bukankah kami ini muslimin?”, “betul” jawab Rasul saw. “Lalu mereka itu kan orang orang musyrik” maka Rasul saw berkata “betul”.

Allah turunkan ayat ketika Rasul saw dalam keadaan risau harus menerima perintah Allah swt untuk bersabar tidak menyerang mereka. Padahal kejadian ini di tahun 6 H sudah terjadi kemenangan badr al kubra, sudah terjadi kemenangan khaibar. Kenapa Rasulullah saw masih tidak menginginkan mencekal saja Makkah Al Mukarramah yang sudah di ujung mata?. Ternyata disitu ada 1500 muslimin siap untuk menguasai Makkah tapi ternyata tidak diijinkan quraisy dan perintah Allah untuk kembali ke Madinah. Janji damai dengan muslimin. Maka disaat itu mereka mengadakan bai’at disebut bai’atul ridhwan. Mereka bersabar. Allah swt berfirman “Allah sudah ridho kepada orang – orang mukmimin” (QS.Al Fath 18). Siapa mereka? mereka yang bersumpah setia padamu dibawah pohon di medan hudaibiyah untuk setia kepadamu. Allah Maha Tahu apa yang ada di hati mereka. Apa yang ada dihati mereka? Perang.. Kami muslimin, kami punya kekuatan, kami siap, kenapa kita harus ikut dengan perjanjian yang berat sebelah dengan orang - orang musyrik. Tapi Allah swt turunkan ketenangan untuk jiwa mereka ,dan mereka pun kembali tenang karena mereka taat kepada Nabinya, Allah berikan kemenangan dalam waktu dekat.

Juga Allah Swt berfirman pada kejadian itu “kalian nanti akan masuk menguasai Masjidil Haram dalam keadaan damai dengan ijin Allah dan Allah tambahkan lagi sungguh mereka yang sumpah setia denganmu, mereka telah berbai’at kepada Allah. Tangan Allah diatas tangan mereka”.( QS Al Fath 10) Tentunya yang dimaksud bukan tangan seperti tangan kita, namun tangan disitu maksudnya pertolongan dan perlindungan Allah berada diatas mereka (orang orang yang sumpah setia kepada Sayyidina Muhammad saw).

Ayat ini pernah dibaca oleh Guru Mulia kita Al Hafidh Al Musnid Al Habib Umar bin Hafidh di majelis ini beberapa tahun yang silam. Beliau menyebutkan ayat ini dan beliau menyampaikan syarahnya bahwa sampai malam ini Sang Nabi saw masih menanti sumpah setia dari umatnya (saw) yang mau bersumpah setia kepada beliau saw. Beliau mengatakan tangan beliau saw, tentunya yang jasadnya sudah wafat 14 abad yang silam tapi ruh beliau tetap menanti jiwa jiwa yang setia dan mau membela dakwah beliau saw. Semoga aku dan kalian diantara mereka.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Dan setelah kejadian itu, 2 tahun kemudian Fattah Makkah. Muslimin mulimat 10.000 jumlahnya memasuki Makkah tidak ada satupun kuffar quraisy yang berani angkat senjata. Mereka menguasai Makkah Al Mukarramah dengan kedamaian dan dengan segala ketundukkan dan pasrahnya quraisy. Tidak bisa berbuat apa apa quraisy, 10.000 muslimin. Dan disaat itu Rasul saw berkata “yang masuk ke rumah Abu Sofyan aman, yang masuk ke rumah fulan musuh orang orang kuffar quraisy aman, masuk ke tempat tokoh tokoh quraisy aman, yang masuk ke Masjidil Haram aman”. Subhanallah!!.

Ayah dari Abu Bakar Ashshidiq ra, Abu Quhafa tidak mau masuk islam. Rasul saw berkata “biarkan aku datang kepadanya”. Abu Bakar ra berkata “tidak pantas ya Rasulullah kau datangi dia, dialah yg akan ku bawa kesini”. Maka Rasul saw berkata “biar aku datang kepada ayahmu”. Datanglah Rasul saw kepada musyrik yang bernama Abu Quhafah ini, dan ketika didatangi ia mendapat hidayah dengan meilhat wajah Rasulullah saw yang kemudian mengucapkan syahadat. Demikian indahnya budi pekerti Nabiyyuna Muhammad saw.

Hadirin hadirat kemenangan Fattah Makkah masih bergema hingga malam ini, hingga kita semua masih menjadikan Makkah sebagai Kiblat dan Masjidil Haram dipenuhi dengan muslimin muslimat. Tiada berhenti tawafnya, ruku’ sujudnya. Demikian berkat kemenangan orang orang yang taat kepada Sang Nabi saw. Sang pembawa kedamaian dunia dan akhirat.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Malam malam terakhir di bulan ramadhan ini tentunya kita isi dengan renungan dzikir dan ibadah untuk mengingat kembali keagungan dankasih sayang Ilahi kepada kita. Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, ketika salah seorang pemuda mengadu kepada Rasul saw karena ia telah berbuat dosa dengan salah seorang wanita. Ia berkata “aku berbuat segalanya selain zina ya Rasulullah, silahkan hukum aku”. Rasul saw berkata “Kenapa?”, ia pun menjawab “mau taubat, mau menebus dosa”. Lihat bagaimana akhlak Sang Nabi saw kepada para pendosa. Aku telah berbuat segalanya selain zina, silahkan ya Rasulullah hukum aku. Mau dicambuk, mau dirajam, mau dipenggal, aku ingin tebusan dosa.

Lihat manusia yang paling mulia akhlaknya, beliau melihat hamba yang ingin dekat kepada Allah dan ingin taubat. Beliau saw terdiam, maka Allah swt menurunkan firmannya “sungguh semua dosa dosa akan lebur dengan pahala”. Kenapa? karena pendosa ini mengadu kepada Nabiyyuna Muhammad saw. Ia mengadu kepada Rasulullah, pintu rahmatnya Allah dan manusia yang paling berkasih sayang. Lantas pemuda ini berkata “ya Rasulullah itu untukku sendiri?”, lihat kekuatan cinta Sang Nabi saw membuka rahmatnya Allah hingga akhir zaman, Rasul saw berkata “ini untuk seluruh umatku sampai ke akhir zaman”.

Kenapa bisa sampai terjadi kejadian ini, ketika salah seorang yang telah berbuat dosa namun memiliki cinta yang kuat kepada Sang Nabi saw. Mengadu ia kepada Rasulullah saw. Gara gara pengaduan itu, orang orang mengadu karena cinta. Kalau tidak ia cinta kepada Rasul saw, takkan berani ia mengadukan dosanya kepada Rasul saw. Orang yang paling benci perbuatan dosa dari semua orang adalah Nabiyyuna Muhammad saw. Memang beliau (saw) dibangkitkan untuk melebur dosa, memang beliau (saw) dibangkitkan untuk orang orang agar menghindari dosa, mana berani ia berhadapan langsung dan bicara langsung dengan Rasul saw untuk mengemukakan dosa dosanya. Akan tetapi hadirin hadirat karena cintanya ia percaya bahwa orang yang dihadapannya ini (Nabiyyuna Muhammad saw) adalah orang yang paling berkasih sayang dari semua ciptaan Allah. Dari sebab itu Allah jadikan terbuka rahmat baginya dan seluruh umat Nabi Muhammad saw. Demikian Allah mengalirkan cahaya kemuliaan dari perbuatan orang orang yang mencintai Rasulullah saw.

Diriwayatkan di dalam riwayat yang tsigah ketika salah seorang pemuda yang sangat mencintai Rasul saw. Baru masuk islam dan ia setelah duduk bersama Rasul saw dan kemudian keluar ke suatu tempat, melihat aurat seorang wanita dan ia tidak berpaling, dilihat saja. Setelah itu ia teringat, menyesal dan bertaubat. Airmatanya mengalir tapi berbeda dengan pria yang tadi, ia malu bertemu dengan Rasul saw. Ia pergi ke suatu tempat diatas bukit tidak mau turun. Sehari, dua hari, tiga hari, Rasul saw dapat kabar dari Jibril as Rasul saw bertanya “mana itu si fulan? tidak pernah hadir lagi sholat berjamaah, tidak pernah lagi hadir di majelis?”. Dicari kerumahnya, keluarganya berkata “ia naik ke atas bukit, konon mau bertaubat”. Sayyidina Abu Bakar Ashshidiq ra diutus untuk melihatnya dan ternyata pemuda itu sedang menangis. Ditanya oleh Abu Bakar ra “kenapa engkau ini?”, pemuda itu menjawab “aku punya dosa”. Sayyidina Abu Bakar ra berkata lagi “ya sudah sekarang menghadap kembali kepada Rasul saw”, pemuda itu menjawab “aku tidak berani melihat wajah Rasulullah, “mataku telah berbuat dosa, mataku ini tidak pantas lagi melihat wajah Rasulullah saw”. Abu Bakar Ashshidiq ra berkata “urusan adab dan malumu singkirkan dulu, kau diperintah oleh Rasulullah untuk datang”.

Maka pemuda itu ikut bersama Sayyidina Abu Bakar Ashshidiq ra sampai Rasul saw sedang melakukan shalat maghrib berjamaah. Ia dengar suara Rasulullah saw membaca Surat Al Fatihah. I roboh Dari malu dan takutnya untuk berjumpa dengan Rasul saw. Abu Bakar Ashshidiq ra mendirikannya, menyuruhnya berdiri “ayo terus sampai kau ikut sholat berjamaah”. Selesai sholat ia hanya terdiam ditempatnya, orang satu persatu pergi dan pergi dan tinggallah ia sendiri. Rasul saw berkata “mendekatlah engkau”, pemuda itu menjawab “baiklah ya Rasulullah”. Sampai ia dekat dengan Rasul saw dan pahanya dekat dengan pahanya Rasul saw, ia tidak berani mengangkat kepala untuk melihat wajah Nabi Muhammad saw. Rasul saw berkata “angkat kepalamu, pandanglah aku” maka pemuda itu mengangkat kepalanya sedikit, airmatanya mengalir dan ia menunduk menangis di pangkuan Sang Nabi saw dan pemuda itu wafat. Allah swt wafatkan pemuda itu di pangkuan Rasulullah saw. Rasul saw mengangis, berkata Abu Bakar Ashshidiq ra “aku melihat airmata Rasulullah jatuh di atas kepala pemuda itu saat ia menciumi paha Sang Nabi saw hingga wafat di pangkuan Rasul saw”. Maka para sahabat berkata “kami ini berjihad siang dan malam tapi tidak kebagian wafat di pangkuan Rasul saw”. Kenapa? cintanya kepada Rasulullah saw dan kita lihat bagaimana kasih sayangnya Sang Nabi saw kepada orang yang telah berbuat salah padahal beliau orang yang paling benci dengan perbuatan dosa. Akan tetapi bagaimana indahnya ucapan Allah “Sunguh engkau berada pada akhlak yang agung ” (QS AL Qalam 5).

Demikian hadirin hadirat,
Kita melihat keindahan keindahan Sang Nabi saw dan ingatlah yang menciptakan Nabi Muhammad saw yaitu Yang Maha Indah Allah.. Allah …Allah… Nama yang menciptakan keindahan, Nama yang menamakan dirinya Arhamarrahimin, Yang Masih Tetap Menyediakan Pengampunan Nya di yaumal qiyamah kepada para pendosa lewat syafa’at Nabi Muhammad saw. Syafa’at Nabi Muhammad saw tentunya adalah bentuk kasih sayang Allah. Kita berkata koq Nabi Muhammad saw diberi kemuliaan syafa’at disaat orang orang masuk neraka dan hanya beliau sendiri yang diberi kemuliaan syafa’at dan Nabi yang lain tidak. Apakah beliau saw diberi kemuliaan lebih dari Allah kasih sayangnya?. Bukan begitu, justru Nabi Muhammad saw itu bentuk kasih sayang Illahi. Ingatlah yang Maha Berkasih Sayang

Kita bermunajat kepada Allah swt yang barangkali malam ini adalah malam lailatulqadr. Hadirin betapa agungnya orang yang memanggil Nama Allah Ya Allah di malam lailatulqadr karena ia akan tertulis selama 1000 bulan. Berdzikir memanggil Nama Allah dalam doa dan munajat Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim Ya

Hadirin – hadirat, hadirkan dalam dzikirmu penyesalan kita atas dosa dosa kita, jika malam ini malam lailatulqadr kita bertaubat kepada Allah, dihitung 1000 bulan kita bertaubat kepada Allah swt. Jangan dengarkan bisikan syaithan yang berkata kau taubat malam ini, besok kau maksiat lagi. Urusan besok lain lagi. Malam ini kita bertaubat kepada Allah sisanya kita pasrahkan kepada Allah dan mohon diberi kekuatan oleh Allah agar tidak kembali lagi kepada maksiat. Dan kalau kita kembali lagi kepada maksiat, Allah swt tidak bosan bosan untuk menerima taubat kita. Maka jadikan setiap lafadh Allah adalah taubat kita kepada Allah dan mengadukan dosa dosa kita kepada Allah.

Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama)Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Fakullu jami’an Laaillahailallah Laaillahailallah Laaillahailallah Laaillahailallah Muhammadurrasulullah Saw. Ya Rahman Ya Rahim jadikanlah kami orang orang yang dipastikan mendapatkan kemuliaan malam lailatulqadr , jadikan kami orang yang dipastikan bebas dari api neraka, terbitkan kebahagiaan dan kemakmuran dalam kehidupan kami, pastikan kami dilimpahi kemakmuran dan keluasan dunia dan akhirat, jangan sisakan satu nama kami semua kecuali kau pastikan kemakmuran bagi kami dunia dan akhirat, pastikan kami semua wafat dalam khusnul hotimah, Ya Rahman Ya Rahim

Washollallahu ala Sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummiy wa Shobhihi wa Sallam.
Walhamdulillahi Robbil Alamin.

Sumber Website Habib Munzir Al Musawwa http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_content&task=view&id=164&Itemid=1〈=id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar