Minggu, 22 Agustus 2010

Lailatul Qodar, betapa mulianya malam itu!

Al-Qur'an menginformasikan bagaimana para Malaikat dan Jibril turun ke bumi
atas izin Allah SWT.; bagaimana malam itu dilukiskan sebagai lebih mulia
dari seribu bulan; bagaimana bumi penuh sesak dengan kehadiran para malaikat
itu.
Rosul menganjurkan kita untuk mencari malam itu, yang saking mulianya
sehingga dirahasiakan kepastiannya oleh Allah. Rosul hanya memberi petunjuk
untuk mencarinya di sepuluh malam terakhir Ramadhan, khususnya di
malam-malam yang ganjil.

Pertanyaannya, di sepuluh malam itu apa yang sebaiknya kita lakukan?
Persiapan apa yang harus kita lakukan menunggu datangnya para tamu agung
dari langit itu, sikap apa yang harus kita ambil ketika ternyata para tamu
itu mampir ke rumah kita, dan, akhirnya, ibadah apa yang mesti kita lakukan
di saat datangnya malam itu?
Banyak riwayat yang menjelaskan hal itu, banyak pula saran dan kisah para
ulama yang bisa kita jadikan patokan. Namun, saya menyarankan untuk
melakukan dua hal.
Pertama, banyak-banyaklah berdekah. Sungguh hanya di bumi inilah kita
mendapati saudara kita yang kekurangan. Hanya di bumi orang-orang kaya
memberikan makanan kepada kaum fuqoro wal masakin. Kedua, merintih dan
menangislah kita untuk memohon ampunan Allah.
Dua amalan itu merupakan amalan yang malaikat tak sanggup melakukannya.
Bukankah di langit tak ada yang miskin, sehingga mustahil malaikat bisa
bersedekah. Malaikat yang suci itu tentu saja tak pernah melakukan maksiat,
karenanya mereka adalah suci. Mereka tak pernah merintih dan menangisi dosa
mereka. Kitalah yang mampu melakukannya.

Dalam Tafsir al-Fakhr ar-Razi diceritakan bagaimana Allah berkata, "rintihan
pendosa itu lebih aku sukai daripada gemuruh suara tasbih". Malaikat mampu
melakukan tasbih, namun gemuruh suara tasbih dari para malaikat kalah
kualitasnya dibanding rintihan dan tangisan kita yang memohon ampun pada
Allah SWT.
Mari kita sambut Lailatul Qodar dengan dua amalan yang bahkan malaikat pun
tak sanggup melakukannya. Bersedekah-lah.... kemudian menangis dan memohon
ampunan ilahi. Siapa tahu, ada malaikat yang bersedia mampir ke rumah kita;
dan malam itu menjadi milik kita, insya Allah!

Note:
Buat rekan-rekan yang mengharapkan rahmat & ampunan Allah di bulan suci yang
penuh barokah ini, saya mau coba memberi masukkan atau bocoran ttg Lailatul
Qodar khususnya bagi rekan2 yang ber-i’tikaf di Masjid2.
Malam Lailatul Qodar pada tahun ini diperkirakan jatuh pada malam yang ke-29
di bulan Ramadhan . Insya Allah !
Keterangan ini referensinya di ambil dari beberapa kitab karangan Imam
Ghozali.

Daripada itu pada malam itu perbanyaklah berzikir dan istighfar kepada Allah
SWT atau membaca Al-Qur’an dengan tartil sesuai dengan makhroj dan
tajwidnya, serta sambil tadabur yaitu memahami dan menghayati artinya
walaupun barangkali secara globalnya saja. Sykukur-syukur kalau sampai bisa
menangis (dari hati yang paling dalam).
Atau memperbanyak membaca doa yang diajarkan Nabi Saw yaitu bacaannya
sbb:

Allahumma innaka a'fuwwun kariim tuhibbul a'fwa fa'fuâ'ani

Mudah-mudahan ada manfaatnya¦
Ahmad Bustam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar