Sabtu, 24 Juli 2010

HABIB AHMAD BIN ABDULLOH AL ATHOS (PENDIRI MAJLIS DZIKIR ASMAUL HUSNAH )

Sudah lama juga saya tidak menghadiri majlis dzikir asmaul husna di Benhil, hampir 4 tahun absen mengikuti rangkaian dzikir dzikir Asmaul husna tersebut . Rindu dengan suasana yang mengagungkan asma Alloh, Rindu dengan Jamaah yang datang dari berbagai pelosok daerah , dan rindu dengan perjumpaan dengan para ulama dan ahli bait yang rutin menghadiri kegiatan tersebut. Biasanya kawan kawan mengajak saya tanggal 25 setiap bulan di Bendungan Hilir pejompongan tanah abang. Majlis dzikir Asmaul husna yang telah dirintis oleh Habib Ahmad bin Abdulloh al athos telah berkembang dan mempunyai cabang hingga 1700 yang tersebar diplosok Nusantara. Putra seorang ulama min awliyaillah bernama Habib Abdulloh bin Hasan Al Athos , lahir di Ambon tanggal 16 desember 1916. Sejak kecil habib Ahmad bin Abdulloh al athos mendapat didikan langsung dari ayahandanya yang seorang ulama besar dan Wali qutub di Hadro maut. Habib Ahmad tak menyia-nyiakan kesempatan tersebut, beliau tekun menimba ilmu dari ayahandanya maka tak heran menginjak usia remaja Habib Ahmad telah hapal Alquran, Kitab Matan zubad dan kitab ihya ulumuddin karya imam al ghazali.

Darah ulama yang mengalir dalam dirinya menjadikan Habib Ahmad sosok remaja yang tekun menimba ilmu dan berdakwah keberbagai daerah bahkan sampai ke mancanegara. Itu semua beliau lakukan untuk menteladani para ulama ulama salafus soleh yang kerap kali berkelana baik untuk menimba ilmu maupun berdakwah. Setelah beberapa tahun melakukan pengembaraan kebeberapa negara. Habib Ahmad kembali ke Ambon untuk menemui orang tuanya, dan ternyata ayahnya telah Hijrah ke Jakarta. Tahun 1955 Ayahnya meninggal dunia dan hal ini membuat Habib Ahmad sedih karena Ayahnya yang menjadi tempat beliau bertanya dan curhat telah di panggil sang Kholik.

Habib Ahmad mulai gencar melakukan Dakwah mengajak umat untuk mengingat Alloh dan mengagungkan Asma Alloh, perjuangannnya pun tak sia sia berkat kesantunan dan kesabarannya dakwahnya mulai menunaikan hasil. Banyak sekali para jamaah yang tertarik dengan metode dakwanya dengan Dzikir asmaul husnah . Lambat laun syiar dakwah islam yang di bawa oleh Habib Ahmad mulai berkembang luas di masyarakat. Dan banyak para jamaah yang meminta izin dan restu dari Habib Ahmad untuk membuka cabang di tempat tinggalnya dan tentu saja Habib Ahmad memberi restu kepada para Jamaah yang membuka Majlis Asmaul husnah di tempatnya masing masing. Walaupunmurid muridnya telah membuka cabang Majlis asmaul husnah di daerahnya masing masing namun Habib Ahmad tetap memantapkan Majlis dzikirnya di kediamannya di daerah Bendungan Hilir ( benhil Tanah abang ). Majlis asmaul husna yang diselenggarakan setiap tanggal 25 setiap bulan yang dimulai ba’da magrib akan terlihat suasana yang syhadu ketika lantunan Asma Alloh mulai di baca oleh para Jamaah semua duduk sejajar tidak ada yang membedakan baik itu orang pintar maupun orang bodoh , baik para ulama maupun orang awam semua tak bergeming dari tempat duduknya seraya mengagungkan Asma asma Alloh , mengingat dosa dosa yang telah kita perbuat terkadang tak terasa air mata akan mengalir mengingat kebesaran Alloh dan air mata itu lah yang menjadi pertanda Rahmat Alloh telah di berikan kepadanya.

Maka pesan serta amanat terakhir yang di sampaikan Habib Ahmad bin Abdulloh al athos adalah untuk tetap menjaga dan melestarikan majlis Asmaul husna ini sampai kapanpun. Karena dengan Dzikir dan mengingat Alloh dapat meredam murka Alloh dan dan mengungdang rahmat .

Habib Ahmad juga rutin menghatamkan Alquran setiap hari disamping beliau seorang Hafidz beliau selalu memberikan Alquran setiap kali menghatamkannya, maka tak heran beliau membeli Alquran begitu banyak setiap bulan.

Tahun 1994 Habib Ahmad dipanggil Alloh swt dan di makamkan di komplek pemakaman Al hawi condet dengan meninggal mutiara yang sangat berharga Majlis dzkir Asmaul Husnah yang dapat mengundang Rahmat Alloh.

Ya alloh berikan hidayah mu agar hamba – hamba MU dapat menghadirinya dan menteladani yang mendirikannya.
Sumber : http://sachrony.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar